Gerakan Anti-Rokok di Indonesia Dinilai Luar Biasa
Jakarta, PKMK. Menteri Kesehatan RI
Nafsiah Mboi menyampaikan gerakan anti-rokok di Indonesia bisa dikatakan
luar biasa. Di luar Jakarta dan sekitarnya, gerakan tersebut juga
berjalan bagus. Walau demikian, bisa dikatakan bahwa gerakan tersebut
belum seperti yang diharapkan. "Saya mengucapkan terima kasih kepada
yang sudah berhenti merokok. Mereka berhasil melewati sebuah perjuangan
berat," kata Menteri Nafsiah dalam acara Puncak Peringatan Hari Tanpa
Tembakau Sedunia 2013 di Jakarta (31/5/2013).
Ia menceritakan, keluarganya mengalami
beratnya perjuangan berhenti merokok. Ada yang berhasil berhenti merokok
ataupun tidak. Serta ada pula yang meninggal karena penyakit kanker
dari rokok. "Ibu-ibu yang berusaha agar suami ataupun anak berhenti
merokok pun banyak dan upaya tersebut sering tidak dipedulikan," ujar
dia. Gerakan anti-rokok muncul oleh kepercayaan bahwa rakyat Indonesia
berhak memperoleh derajat kesehatan yang paling tinggi. Peringatan Hari
Tanpa Tembakau Sedunia 2013 di Jakarta, merupakan satu tonggak penting
bagi Indonesia. Disini, ada satu konsensus dari generasi muda Indonesia
untuk semakin menyadari bahaya zat adiktif dalam rokok. "Bagi Pemerintah
Indonesia, perang terhadap bahaya rokok harus bersifat total football.
Dari hulu, sudah ada regulasi memadai untuk hal itu," kata Menteri
Nafsiah.
Dalam gerakan anti-rokok, semua media
harus dimanfaatkan. Bukan hanya media seperti televisi dan billboard,
social media ataupun layanan SMS juga perlu digunakan. "Saya rasa, SMS
bisa berperan vital. Sekarang ini, SMS bisa digunakan sebagai alat
pressure. Semisal, saya memperoleh seribu SMS yang menanyakan kelanjutan
Rancangan Undang-undang (RUU) Keperawatan. Ini mengherankan karena saya
tidak menentang RUU itu," kata dia. Sekarang merupakan waktu bagi
masyarakat Indonesia untuk memerangi bahaya rokok melalui jalur
masing-masing. Sudah tentu, industri rokok tidak akan tinggal diam
terhadap hal itu, kata Menteri Nafsiah pula.
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net
Iklan Rokok Picu Remaja dan Anak Merokok
Jakarta, PKMK. Selain meningkatkan
konsumsi, iklan rokok juga menyebabkan inisiasi perilaku merokok pada
anak-anak. Iklan tersebut dikemas dalam tampilan yang sangat menarik.
Pesan yang menekankan aspek rasa, lebih mudah menyentuh hati dan pikiran
pemirsa. Nilai-nilai percaya diri, setia kawan, kreativtas, tampan, dan
berani, sangat cocok dengan citra diri yang banyak diinginkan remaja.
Demikian dikatakan Profesor dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
RI, di Jakarta (31/5/2013). Berbagai penelitian ilmiah menjelaskan
keberadaan hubungan sebab-akibat antara pemasaran rokok dengan
peningkatan konsumsinya. Iklan, promosi, dan sponsor rokok, membangun
friendly familiarity terhadap produk rokok.
Untuk mengurangi konsumsi rokok,
diperlukan pengendalian iklan dan promosi rokok secara menyeluruh. Hal
ini merupakan larangan iklan rokok yang bersifat menipu dan menyesatkan,
menghindari pemasaran rokok yang membidik remaja, dan lain-lain. Akhir
tahun lalu, Pemerintah Indonesia telah menetapkan regulasi mendasar
dalam pengendalian tembakau. Itu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau bagi Kesehatan. "Di dalamnya terdapat pembahasan
mengenai pengendalian media iklan rokok. Juga pengendalian sponsor dan
promosi rokok," kata Tjandra.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia
sekarang menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak,
yakni sebesar 61,4 juta orang. Tingginya jumlah perokok aktif itu
berbanding lurus dengan jumlah perokok pasif yang kian bertambah menjadi
97 juta orang. "Sekitar 43 juta anak-anak Indonesia terpapar asap rokok
dan 11,4 juta di antara mereka berusia nol sampai empat tahun." Rokok
mengandung lebih dari 4.000 zat yang mengancam kesehatan. 43 di antara
zat tersebut bersifat karsinogenik. Rokok menjadi faktor risiko bagi
penyakit tidak menular yang mematikan seperti jantung koroner, stroke,
dan kanker.
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net
Jakarta, — Program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dinilai mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Penggerak
PKK (TP-PKK) Pusat, Vita Gamawan Fauzi, pada kunjungannya di Kabupaten
Gorontalo, untuk meninjau langsung penerapan program Keluarga Berencana -
Kesehatan (KB-Kes), Minggu (2/6).
Kunjungannya di Desa Huidu Utara, kata
Vita, memberikan kesan yang baik, sebab ternyata desa tersebut dinilai
layak mengukir prestasi di tingkat nasional.
Penerapan PHBS dan kesadaran masyarakat
bukan sekedar untuk mengikuti lomba saja, namun sudah menjadi kebiasaaan
rutin yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penataan lingkungan yang baik,
membuktikan desa di Kecamatan Limboto Barat ini, layak menjadi
percontohan bagi daerah lain di Provinsi Gorontalo dan Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris daerah (Sekda)
setempat, Khadijah Tayeb, mengatakan, program KB-Kes dan PHBS di
kabupaten ini berjalan dengan optimal, dan mendapatkan dukungan
sepenuhnya dari masyarakat khususnya para kaum ibu.
Desa Huidu Utara sebagai pemenang lomba
KB-Kes tingkat provinsi, mampu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat
yang sadar akan pentingnya penerapan PHBS didukung berbagai program
pemerintah daerah.
Diantaranya, program gemerlap sehat dan
pembentukan gugus tugas (G-Gas) yang siap siaga 1x24 jam untuk membantu
ibu yang akan menjalani proses persalinan di setiap desa dan kecamatan.
Serta keberhasilan pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur-sayuran.
(sumber: www.aktual.co)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar