Senin, 03 Juni 2013

Gerakan Anti-Rokok di Indonesia Dinilai Luar Biasa



Jakarta, PKMK. Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi menyampaikan gerakan anti-rokok di Indonesia bisa dikatakan luar biasa. Di luar Jakarta dan sekitarnya, gerakan tersebut juga
berjalan bagus. Walau demikian, bisa dikatakan bahwa gerakan tersebut belum seperti yang diharapkan. "Saya mengucapkan terima kasih kepada yang sudah berhenti merokok. Mereka berhasil melewati sebuah perjuangan berat," kata Menteri Nafsiah dalam acara Puncak Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013 di Jakarta (31/5/2013).
Ia menceritakan, keluarganya mengalami beratnya perjuangan berhenti merokok. Ada yang berhasil berhenti merokok ataupun tidak. Serta ada pula yang meninggal karena penyakit kanker dari rokok. "Ibu-ibu yang berusaha agar suami ataupun anak berhenti merokok pun banyak dan upaya tersebut sering tidak dipedulikan," ujar dia. Gerakan anti-rokok muncul oleh kepercayaan bahwa rakyat Indonesia berhak memperoleh derajat kesehatan yang paling tinggi. Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013 di Jakarta, merupakan satu tonggak penting bagi Indonesia. Disini, ada satu konsensus dari generasi muda Indonesia untuk semakin menyadari bahaya zat adiktif dalam rokok. "Bagi Pemerintah Indonesia, perang terhadap bahaya rokok harus bersifat total football. Dari hulu, sudah ada regulasi memadai untuk hal itu," kata Menteri Nafsiah.
Dalam gerakan anti-rokok, semua media harus dimanfaatkan. Bukan hanya media seperti televisi dan billboard, social media ataupun layanan SMS juga perlu digunakan. "Saya rasa, SMS bisa berperan vital. Sekarang ini, SMS bisa digunakan sebagai alat pressure. Semisal, saya memperoleh seribu SMS yang menanyakan kelanjutan Rancangan Undang-undang (RUU) Keperawatan. Ini mengherankan karena saya tidak menentang RUU itu," kata dia. Sekarang merupakan waktu bagi masyarakat Indonesia untuk memerangi bahaya rokok melalui jalur masing-masing. Sudah tentu, industri rokok tidak akan tinggal diam terhadap hal itu, kata Menteri Nafsiah pula.
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net

  


Iklan Rokok Picu Remaja dan Anak Merokok


Jakarta, PKMK. Selain meningkatkan konsumsi, iklan rokok juga menyebabkan inisiasi perilaku merokok pada anak-anak. Iklan tersebut dikemas dalam tampilan yang sangat menarik. Pesan yang menekankan aspek rasa, lebih mudah menyentuh hati dan pikiran pemirsa. Nilai-nilai percaya diri, setia kawan, kreativtas, tampan, dan berani, sangat cocok dengan citra diri yang banyak diinginkan remaja. Demikian dikatakan Profesor dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta (31/5/2013). Berbagai penelitian ilmiah menjelaskan keberadaan hubungan sebab-akibat antara pemasaran rokok dengan peningkatan konsumsinya. Iklan, promosi, dan sponsor rokok, membangun friendly familiarity terhadap produk rokok.
Untuk mengurangi konsumsi rokok, diperlukan pengendalian iklan dan promosi rokok secara menyeluruh. Hal ini merupakan larangan iklan rokok yang bersifat menipu dan menyesatkan, menghindari pemasaran rokok yang membidik remaja, dan lain-lain. Akhir tahun lalu, Pemerintah Indonesia telah menetapkan regulasi mendasar dalam pengendalian tembakau. Itu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. "Di dalamnya terdapat pembahasan mengenai pengendalian media iklan rokok. Juga pengendalian sponsor dan promosi rokok," kata Tjandra.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia sekarang menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak, yakni sebesar 61,4 juta orang. Tingginya jumlah perokok aktif itu berbanding lurus dengan jumlah perokok pasif yang kian bertambah menjadi 97 juta orang. "Sekitar 43 juta anak-anak Indonesia terpapar asap rokok dan 11,4 juta di antara mereka berusia nol sampai empat tahun." Rokok mengandung lebih dari 4.000 zat yang mengancam kesehatan. 43 di antara zat tersebut bersifat karsinogenik. Rokok menjadi faktor risiko bagi penyakit tidak menular yang mematikan seperti jantung koroner, stroke, dan kanker.
Sumber : http://kebijakankesehatanindonesia.net



Program PHBS Dapat Tingkatkan Kesehatan Masyarakat


Jakarta, — Program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dinilai mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Pusat, Vita Gamawan Fauzi, pada kunjungannya di Kabupaten Gorontalo, untuk meninjau langsung penerapan program Keluarga Berencana - Kesehatan (KB-Kes), Minggu (2/6).
Kunjungannya di Desa Huidu Utara, kata Vita, memberikan kesan yang baik, sebab ternyata desa tersebut dinilai layak mengukir prestasi di tingkat nasional.
Penerapan PHBS dan kesadaran masyarakat bukan sekedar untuk mengikuti lomba saja, namun sudah menjadi kebiasaaan rutin yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penataan lingkungan yang baik, membuktikan desa di Kecamatan Limboto Barat ini, layak menjadi percontohan bagi daerah lain di Provinsi Gorontalo dan Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris daerah (Sekda) setempat, Khadijah Tayeb, mengatakan, program KB-Kes dan PHBS di kabupaten ini berjalan dengan optimal, dan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari masyarakat khususnya para kaum ibu.
Desa Huidu Utara sebagai pemenang lomba KB-Kes tingkat provinsi, mampu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang sadar akan pentingnya penerapan PHBS didukung berbagai program pemerintah daerah.
Diantaranya, program gemerlap sehat dan pembentukan gugus tugas (G-Gas) yang siap siaga 1x24 jam untuk membantu ibu yang akan menjalani proses persalinan di setiap desa dan kecamatan.
Serta keberhasilan pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur-sayuran.
(sumber: www.aktual.co)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar